Bentang Alam Denudasional - 2


2. 1   Pengertian Denudasi
Denudasi adalah kumpulan proses yang mana, jika dilanjutkan cukup jauh, akan mengurangi semua ketidaksamaan permukaan bumi menjadi tingkat dasar seragam. Dalam hal ini, ini proses yang utama adalah degradasi, pelapukan, dan pelepasan material, pelapukan material permukaan bumi yang disebabkan oleh berbagai proses erosi dan gerakan tanah. Kebalikan dari degradasi adalah agradasi, yaitu berbagai proses eksogenik yang menyebabkan bertambahnya elevasi permukaan bumi karena proses pengendapan material hasil proses degradasi.
Proses yang mendukung terjadinya degradasi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
a.     Pelapukan, produk dari regolith dan saprolite ( bahan rombakan dan tanah )
b.     Transport, yaitu proses perpindahan bahan rombakan terlarut dan tidak terlarut karena erosi dan gerakan tanah.

2. 2 Pelapukan
Pelapukan merupakan proses perubahan keadaan fisik dan kimia suatu batuan pada atau dekat dengan permukaan bumi (tidak termasuk erosi dan pengangkutan hasil perubahan itu). Ketika batuan tersingkap, mereka akan menjadi subjek dari semua hasil proses pemisahan/dekomposisi batuan insitu.
Pemisahan batuan umumnya disebabkan karena pengaruh kimia, fisika, organisme, ataupun kombinasi dari ketiganya.
Tipe proses pelapukan pada kenyataan dan tingkat aktivitasnya dipengaruhi oleh :
a.    Sort (pemilahan)
b.    Iklim
c.    Topografi/morfologi
d.    Proses geomorfologi
e.    Vegetasi dan tata guna lahan
Pada iklim lembab dan hangat, yang dominan adalah pelapukan kimia. Pada kondisi iklim kering pada musim baik kemarau maupun penghujan, akan didominasi pelapukan fisika yang merata. Sedangkan pada zona iklim dimana temperatur dan kelembaban dapat mendukung kehidupan organisme, pelapukan biologilah yang mendominasi.

2. 3 Erosi Air Permukaan
Erosi adalah suatu kelompok proses terlepasnya material permukaan bumi hasil pelapukan yang dipengaruhi tenaga air, angin, dan es. Ini juga termasuk perpindahan partikel dengan pemisahan karena pengaruh turunnya hujan dan terbawa sepanjang aliran sebagaimana suatu arus melalui darat. Ketika arus menjadi seragam secara relatif dan tipis (sempit), partikel dipindahkan dari permukaan tanpa adanya konsentrasi erosi.
Erosi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a.       Erosi normal, terjadi secara alamiah dengan laju penghancuran dan pengangkutan tanahnya sangat lambat sehingga memungkinkan kesetimbangan antara proses penghancuran dan pengangkutan dengan proses pembentukan tanah.
b.       Erosi dipercepat, terjadi akibat pengaruh manusia sehingga laju erosi lebih besar daripada pembentukan tanah.
Berdasarkan bentukannya, erosi dapat dibedakan menjadi 5 macam, antara lain :
  1. Erosi percik, merupakan tahap pertama dari hujan yang menyebabkan erosi. Erosi ini disebabkan oleh tenaga kinetis jatuhnya butir hujan ke permukaan tanah. Erosi ini dapat menghancurkan porositas tanah karena pori-pori tanah menjadi lebih kecil atau terjadi penyumbatan pori-pori, sehingga daya infiltrasinya berkurang maka terjadilah pelumpuran yang mengakibatkan penurunan daya infiltrasi lebih drastis lagi. Dengan demikian akan memperbesar exsess aliran permukaan atau yang dapat mengakibatkan terjadinya penggenangan pada topografi datar atau terjadi aliran permukaan pada topografi miring. Selanjutnya hal ini mengakibatkan terjadinya erosi lembar.
  2. Erosi lembar adalah pengangkutan lapisan tanah yang merata tebalnya dari suatu permukaan bidang tanah. Kekuatan jatuh butir air hujan dan aliran di permukaan merupakan penyebab utama erosi ini. Dari segi energi, pengaruh butir air hujan lebih besar karena kecepatan jatuhnya sekitar 6 sampai 10 m/detik. Kehilangan lapisan atas yang subur tersebut secara seragam, sehingga tidak kentara dan meliputi areal yang luas. Proses erosi ini sangat berbahaya karena disadari adanya setelah erosinya berjalan lebih lanjut.
  3. Erosi alur terjadi pada tanah yang tidak rata, maka air akan terkonsentrasi dan mengalir pada tempat-tempat yang rendah sehingga pemindahan tanah lebih banyak terjadi pada tempat-tempat tersebut. Erosi ini biasa terjadi pada tanahtanh yang biasa ditanami tanaman yang ditanam berbaris menurut lereng. Apabila alur erosi tidak segera dtanggulangi maka akan terjadi erosi parit.
  4. Erosi parit, prosesnya sama dengan erosi alur, tetapi saluran-saluran yang terbentuk sudah dalam. Erosi parit yang terbentuk sudah dalam. Erosi parit yang terbentuk berukuran lebar sekitar 40 cm dan kedalaman 25 cm, sedangkan yang lanjut dapat mencapai kedalaman > 30 cm. Erosi ini dapat berbentuk V atau U, tergantung pada daerah yang substratanya mudah lepas akan membentuk huruf U.
Faktor-faktor yang mempengaruhi erosi antara lain :
a.    Iklim
Di daerah tropika basah, faktor iklim yang mempengaruhi erosi adalah hujan, terutama besarnya curah hujan, intensitas dan distribusi hujan, kecepatan jatuh butir hujan, besar butiran hujan. Besarnya curah hujan adalah volume air yang jatuh pada suatu areal (dinyatakan dalam m3/luas). Intensitas hujan adalah besarnya yang jatuh pada suatu waktu tertentu.
b.    Relief
Dua unsur yang berpengaruh adalah kemiringan lereng dan panjang lereng. Kemiringan akan memperbesar jumlah aliran permukaan sehingga memperbesar kekuatan angkut air.
c.    Vegetasi
Vegetasi akan berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Aspek pengaruh tersebut adalah :
1.    Intersepsi hujan oleh tajuk, sehingga mengurangi jumlah hujan di permukaan tanah.
2.    mengurangi kecepatan aliran permukaan dan kekuatan perusak air.
3.    pengaruh akar dan kegiatan biologi terhadap ketahanan struktur tanah dan infiltrasi.
4.    pengaruh terhadap porositas tanah menjadi lebih besar
5.    peristiwa transpirasi yang dapat mengurangi kandungan air tanah sehingga yang datang kemudian dapat masuk ke dalam tanah lagi.
d.    Tanah
Sifat tanah yang berpengaruh terhadap laju erosi adalah tekstur, struktur, bahan organik, kedalaman tanah, dan sifat-sifat lapisan bawah. Tekstur dan struktur tanah tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan.
e.    Manusia
Disini dapat berpengaruh positif dan negatif. Yang negatif apabila menjadikan erosi lebih besar, contohnya penggundulan hutan, sistem hama, dan sebagainya. Tindakan yang positif misalnya penghutanan, pembuatan bangunan-bangunan pencegah erosi, tindakan konservasi tanah, dsb.

Tabel II.3. Ringkasan Media dan Proses Erosi
Agent involved
Processes by which Loosened material is acquired
Processes of transport of material
Running water (streams, both surface and underground; sheet flow and water.)
Hydraulic action
Traction, saltation, suspension, solution, flotation
Groundwater (not including underground streams)
Leaching, corrosion
Solution
Waves, currents, tides
Hydraulic action
Traction, saltation, suspension, solution, flotation
Wind
Abrasion, deflation
Traction, saltation, suspension
Glaciers
Scouring, plucking, sapping
Traction, suspension
Gravity
Mass-wasting(flowage landslide ,subsidence)
Traction, suspension
Overland flow yang seragam tipis hanya terdapat pada suatu bentuk permukaan rata dan biasanya menjadi semakin sangat tipis pada suatu permukaan yang dalam sehingga efek terjadinya longsor adalah kecil, sebab hanya material halus yang dapat diangkut dengan cara ini. Kekuatan yang diperlukan untuk mengikis bahan rombakan menjadi lebih besar dibandingkan kekuatan yang diperlukan untuk mengangkutnya.
Hampir semua permukaan alami terlalu tidak seimbang untuk menghasilkan arus seragam, dan sebagai gantinya kebanyakan air dikonsentrasikan pada diskontinuitas tekanan yang kecil pada permukaan itu. Variasi pada ketebalan arus menghasilkan variasi dimana bahan rombakan terbawa sehingga menjadikan erosi permukaan memiliki konsentrasi tinggi.
Jika arus cukup besar, mereka akan mengikis sejumlah saluran kecil dan jika saluran ini dangkal mereka cenderung untuk berpindah posisi dari waktu ke waktu.

 2. 4 Gerakan Tanah
Gerakan tanah adalah perpindahan massa tanah atau batuan pada arah tegak, datar, atau miring dari kedudukannya semula yang terjadi bila ada gangguan kesetimbangan pada saat itu.
Ada empat jenis utama gerakan massa, yaitu :
1. Falls (runtuhan)
a.    Runtuhan batuan
     Suatu massa batuan yang jatuh ke bawah karena terlepas dari batuan induknya. Terjadi pada tebing-tebing yang terjal. Gerakannya ekstrim cepat.
b.  Runtuhan tanah
     Seperti pada runtuhan batuan, hanya saja yang jatuh ke bawah berupa massa tanah. Gerakannya sangat cepat.
c.   Runtuhan bahan rombakan
     Seperti pada runtuhan batuan, hanya saja yang jatuh ke bawah berupa massa bahan rombakan. Gerakannya sangat cepat.
2. Slides (longsoran)
 Ada 4 macam, yaitu :
a.    Nendatan (slump)
     Gerakan yang terputus-putus atau tersendat-sendat dari massa tanah atau batuan ke arah bawah dalam jarak yang relatif pendek, melalui bidang lengkung dengan kecepatan ekstrim lambat sampai agak cepat. Pada umumnya, sesuai dengan prosesnya yang terputus-putus sehingga mempunyai lebih dari satu bidang longsor yang kurang lebih sejajar atau searah satu sama lain.
b.  Blok glide
     Gerakan turun kebawah dari massa tanah atau batuan yang berupa blok dengan kecepatan lambat sampai agak cepat. Blok yang turun dapat disebabkan atau dibatasi oleh kekar atau sesar.
c.   Longsoran batuan
     Gerakan massa batuan ke arah bawah yang biasanya melalui bidang perlapisan, rekahan-rekahan, bidang sesar. Dalam hal ini kemiringan lereng searah dengan kemiringan perlapisan batuan. Lapisan batuan yang dapat bertindak sebagai bidang longsor adalah batuan yang berukuran sangat halus seperti lempung, tuff, napal, dsb. Kecepatan gerakan amat lambat sampai cepat.
d.  Longsoran bahan rombakan
     Gerakan massa tanah atau hasil pelapukan batuan melalui bidang longsor yang relatif turun secara meluncur atau menggelinding. Bidang longsor merupakan bidang batas antara tanah dengan batuan induknya.
3. Flows (aliran)
Ada 6 macam aliran, yaitu :
a.    Aliran tanah
     Gerakan dari massa tanah mengalir dengan kecepatan lambat sampai cepat. Material massa tanah yang sangat plastis biasanya dengan kecepatan lambat-cepat dan lumpur dengan kecepatan sangat cepat sehingga ada yang disebut aliran tanah lambat dan aliran tanah cepat. Disini faktor kandungan air sangat penting.
b.  Aliran fragmen batuan
     Gerakan secara mengalir dari massa batuan yang berupa fragmen-fragmen dengan kecepatan ekstrim cepat dan kering. Macam aliran fragmen batuan, misalnya rockfall avalenche. Massa yang bergerak sangat luas baik berupa runtuhan batuan atau longsoran batuan dengan kecepatan ekstrim cepat.
c.   Sand run
     Gerakan dari massa pasir secara mengalir dengan kecepatan cepat sampai sangat cepat dalam keadaan kering.
d.  Loess flow (dry)
     Aliran loess kering, massa yang mengalir berupa loess yang sangat kering. Biasanya disebabkan oleh gempa bumi. Kecepatan aliran ekstrim cepat.
e.  Debris avalanche
     Gerakan bahan rombakan dalam keadaan agak basah dengan kecepatan sangat cepat sampai ekstrim cepat. Kalau keadaannya basah disebut debris flow (aliran bahan rombakan).
f.    Sand flow dan silt flow
     Seperti pada sand run, hanya disini dalam keadaan basah. Jika material yang mengalir berupa pasir disebut aliran pasir sedangkan kalau berupa lumpur disebut aliran batu lumpur. Kecepatan aliran cepat sampai sangat cepat.
4. Kompleks
     Merupakan gabungan dari berbagai macam gerakan tanah, biasanya satu macam gerakan tanah lalu diikuti oleh macam gerakan tanah yang lain.
Gerakan tanah yang lain yaitu :
a.  Creep
     Aliran massa tanah (batuan) yang ekstrim lambat, tidak dapat dilihat, hanya akibatnya akan tampak seperti tiang listrik, pohon bengkok. Contoh : rock creep, soil creep, dan talus creep.
b.  Amblesan
     Gerakan ke arah bawah yang relatif tegak lurus yang menyangkut material permukaan tanah atau batuan tanpa gerakan ke arah mendatar dan tidak ada sisi yang bebas. Dapat disebabkan karena terlampau berat beban dan daya dukung tanah kecil. Juga bisa karena pemompaan air tanah jauh melampaui batas, sehingga pori-pori yang tadinya terisi oleh air tanah akan mampat.
Dengan demikian penyebab terjadinya gerakan tanah adalah :
a.                 Kemiringan tanah
b.                 Jenis batuan / tanah
c.                  Struktur geologi
d.                 Curah hujan
e.                 Penggunaan tanah dan pembebanan massa
f.                   Getaran
2. 5 Beberapa Bentuk Lahan Degradasi
a.     Footslopes
b.     Inselberg (pemandangan bersifat sisa)
c.      Peneplain
II. 6 Beberapa Bentuk Lahan Agradasi
a.     Kipas
b.     Lembah Infilled



Comments

Popular posts from this blog

GRANULOMETRI

Batuan Beku, Sedimen, Piroklastik, dan Metamorf

ANALISA MINERAL BERAT