JENIS-JENIS STRUKTUR GEOLOGI


Bentang alam struktural dapat dikelompokkan berdasarkan struktur yang mengontrolnya. Srijono (1984, dikutip Widagdo, 1984), menggambarkan klasifikasi bentang alam struktural berdasarkan struktur geologi pengontrolnya menjadi 3 kelompok utama, yaitu Struktur lipatan dan pegunungan patahan. Pada dasarnya struktur geologi yang ada tersebut dapat ditafsirkan keberadaannya melalui pola ataupun sifat dari garis kontur pada peta topografi.

 Stuktur Lipatan

Lipatan terjadi karena adanya lapisan kulit bumi yang mengalami gaya kompresi (gaya tekan). Pada suatu lipatan yang sederhana, bagian punggungan disebut dengan antiklin, sedangkan bagian lembah disebut sinklin. Unsur-unsur yang terdapat pada struktur ini dapat diketahui dengan menafsirkan kedudukan lapisan batuannya. Kedudukan lapisan batuan(dalam hal ini arah kemiringan lapisan batuan) pada peta topografi, akan berlawanan arah dengan bagian garis kontur yang rapat (fore slope/antidip slope), dimana garis kontur yang rapat tersebut menunjukkan adanya gawir-gawir yang terjal dan memotong lapisan batuan. Arah kemiringan lapisan batuannya searah dengan kemiringan landai dari topografinya (biasanya diperlihatkan dengan punggungan yang landai/back slope/dipslope).

Struktur antiklin dan sinklin
Pada prinsipnya penafsiran pada kedua struktur ini berdasarkan atas kenampakan fore slope/antidip slope dan back slope/dipslope yang terdapat secara berpasangan. Bila antidip slope saling berhadapan (infacing scarp), maka terbentuk lembah antiklin, sedangkan apabila yang saling berhadapan adalah back slope/dipslope, disebut lembah sinklin. Pola pengaliran yang dijumpai pada lembah antiklin biasanya adalah pola trellis. Struktur sinklin dan antiklin menunjam merupakan kelanjutan atau perkembangan dari pegunungan lipatan satu arah (cuesta dan hogback) dan dua arah (sinklin dan antiklin). Bila tiga fore slope saling berhadapan maka disebut sebagai lembah antiklin menunjam. Sedangkan bila tiga back slope saling berhadapan maka disebut sebagai lembah sinklin menunjam (lihat gambar II.4.).


 Struktur Patahan
Patahan (sesar) terjadi akibat adanya gaya yang bekerja pada kulit bumi, sehingga mengakibatkan adanya pergeseran letak kedudukan lapisan batuan. Berdasarakan arah gerak relatifnya, sesar dibagi menjadi 5, yaitu:
- Sesar normal/ sesar turun (normal fault)
            - Sesar naik( reverse fault)
            - Sesar geser mendatar (strike-slip fault)
            - Sesar diagonal (diagonal fault/ oblique-slip fault)
            - Sesar rotasi (splintery fault/hinge fault)
Secara umum bentang alam yang dikontrol oleh struktur patahan sulit untuk menentukan jenis patahannya secara langsung. Untuk itu, dalam hal ini hanya akan diberikan ciri umum dari kenampakan morfologi bentang alam struktural patahan, yaitu :
·         Beda tinggi yang menyolok pada daerah yang sempit.
·         Mempunyai resistensi terhadap erosi  yang sangat berbeda pada posisi/elevasi yang hampir sama.
·         Adanya kenampakan dataran/depresi yang sempit memanjang.
·         Dijumpai sistem gawir yang lurus(pola kontur yang lurus dan rapat).
·         Adanya batas yang curam antara perbukitan/ pegunungan dengan dataran yang rendah.
·         Adanya kelurusan sungai melalui zona patahan, dan membelok tiba-tiba dan menyimpang dari arah umum.
·         Sering dijumpai(kelurusan) mata air pada bagian yang naik/terangkat
·         Pola penyaluran yang umum dijumpai berupa rectangular, trellis, concorted serta modifikasi ketiganya.
·         Adanya penjajaran triangular facet pada gawir yang lurus.





 Struktur Kekar

Struktur kekar (joint) adalah merupakan struktur belahan, rekahan tanpa mengalami pergeseran (displacement). Dalam mempelajari kekar perlu diperhatikan antara lain : ukuran kekar, kerapatan, arah dan jurus kekar, kedudukan kekar dengan struktur lainnya dan tahap struktur kekar terhadap struktur di sekitarnya. Apabila data kekar sudah didapat kemudian dipilah-pilah maka diplot dalam diagram roset, kipas, batang atau diagram kontur. Kekar dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk, ukuran dan gabungan antara keduanya.
Kekar atau rekahan berdasarkan ukurannya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
a. Mikro joint
b. Master joint

Berdasarkan bentuknya kekar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
a. Kekar sistematik
b. Kekar tak sistematik

Berdasarkan cara terbentuknya kekar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Kekar pengkerutan
b. Kekar lembaran
c. Kekar tektonik

Berdasarkan genesanya kekar tektonik ini dibagi lagi menjadi dua yaitu :
aKekar gerus (shear joint)
b. Kekar tarik (Tension joint ) dibagi atas :
1. Extension joint
2. Release joint

Berdasarkan kedudukan bidang lapisan batuan, kekar ini dibedakan menjadi :
- Dip joint
- Strike joint
- Bedding joint
- Diagonal joint

Comments

Popular posts from this blog

GRANULOMETRI

Batuan Beku, Sedimen, Piroklastik, dan Metamorf

ANALISA MINERAL BERAT