PEMILIHAN ALTERNATIF
BAB
I
ISI
1.1 Pemilihan Alternatif
Pemilihan
alternatif dilakukan dengan maksud mampu memilih alternatif terbaik dari
sejumlah alternatif yang tersedia baik untuk umur alternatif yang sama maupun
umur yang berbeda dengan metode yang tepat. Tujuan dalam memilih alternatif
adalah untuk mendapatkan keuntungan ekonomis yang optimal.
Dalam menyiapkan alternatif, ada beberapa persyaratan
yaitu antara lain :
·
Alternatif harus bersifat exhausive
(lengkap).
·
Alternatif harus bersifat mutual exclusive (tidak
boleh muncul dlm 2 alternatif)
A.Dengan metode net present value (NPV)1.
1. Jika Umur masing-masing alternatif sama
·
Menghitung NPV dari masing-masing alternatif
dengan formula
·
Bandingkan NPV masing-masing alternatif
·
Keputusan NPV terbesar merupakan alternatif
terbaik.
2.Jika Umur masing-masing Alternatif tidak
sama
Dilakukan
proses penyamaan umur alternatif ini dapat dilakukan dengan 3 metode, yaitu:
·
Metode penyamaan umur dengan angka kelipatan
persekutuan terkecil (KPK).
·
Metode penyamaan umur dengan umur alternatif
terpanjang
·
Metode penyamaan umur dengan suatu umur yg
ditetapkan
a.Menyamakan umur dengan Metode KPK
Metode
ini mengasumsikan setiap alternatif akan dilakukan ”re-investasi semu” sebanyak
hasil bagi KPK dengan umur alternatif yangg bersangkutan dikurang satu. Sehingga cash flow yang akan diperhitungkan merupakan
cash flow keseluruhan sepanjang umur KPK tersebut.
b.Metode penyamaan umur dengan umur alternatif terpanjang
Dalam metode ini umur dipatok sama dengan umur
terpanjang dari alternatif tersedia, dan yang lainnya tetap dilakukan
reinvestasi semu sejumlah periode kekurangan dengan memperhatikan nilai buku pada
periode terpotong menjadi nilai sisa dari reinvestasi semunya.
c.Metode penyamaan umur dengan umur alternatif terpendek
Umur yang diambil adalah umur terpendek, sehingga umur yang
panjang dipotong dengan memperhatikan nilai buku (BV) sebagai nilai sisa dari
alternatif terpotong
B. Dengan metode annual equivalent (Ae)
Prosedurnya :
·
Setiap alternatif dihitung nilai annual
eguivalent (AE).
·
Bandingkan nilai AE dari masing-masing
alternatif.
·
Nilai AE alternatif yang terbesar merupakan
alternatif terbaik.
1.2 Pemilihan Alternatif Investasi Dalam Reksadana
Saat ini masyarakat banyak
melakukan investasi dalam bentuk kepemilikan modal seperti saham dan obligasi.
tetapi ada juga sebagian masyarakat yang melakukan investasi dalam bentuk
deposito di bank karena jika bermain dalam pasar modal seperti pembelian dan
penjualan saham, dinilai memiliki resiko yang besar tetapi juga dapat
mendatangkan keuntungan yang besar pula. salah satu alternatif pemilihan
investasi yang praktis adalah dengan menanamkan modal dalam reksadana.
Reksadana adalah wadah dan pola
pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam
instrumen-instrumen investasi yang
tersedia di Pasar dengan cara membeli unit penyertaan reksadana. Dana ini
kemudian dikelola oleh Manajer
Investasi (MI) ke dalam portofolio investasi,
baik berupa saham, obligasi, pasar uang ataupun efek atau sekuriti lainnya.
Menurut Undang-undang Pasar
Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): “Reksadana adalah wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat Pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.” Dari kedua
definisi di atas, terdapat tiga unsur penting dalam pengertian Reksadana yaitu:
1.
Adanya kumpulan dana masyarakat, baik
individu maupun institusi
2.
Investasi bersama dalam bentuk suatu
portofolio efek yang telah terdiversifikasi; dan
3.
Manajer Investasi dipercaya sebagai pengelola
dana milik masyarakat investor.
Pada reksadana, manajemen
investasi mengelola dana-dana yang ditempatkannya
pada surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian dan menerima dividen atau
bunga yang dibukukannya ke dalam "Nilai Aktiva Bersih" (NAB)
reksadana tersebut. Perbedaan investasi pada reksadana yang paling terlihat
adalah pada manajemen investasi. jika kita memutuskan menanamkan dana dalam
bentuk reksadana, maka yang akan mengatur keuangan kita adalah manajemen
investasi tersebut. hal ini akan memudahkan kita karena jika kita berinvestasi
dalam pasar modal, kita harus mengetahui kondisi perekonomian saat ini, naik
atau turunnya harga saham, IHSG, dan lain-lain. tetapi, jika kita memilih
reksadana, manajemen investasilah yang akan mengurus semuanya termasuk jika
kita ingin berkonsultasi masalah penanaman modal.
Reksa Dana memiliki beberapa
manfaat yang menjadikannya sebagai salah satu alternatif investasi yang menarik
antara lain:
1.
Dikelola oleh manajemen profesional
Pengelolaan portofolio suatu Reksa Dana
dilaksanakan oleh Manajer Investasi yang memang mengkhususkan keahliannya dalam
hal pengelolaan dana. Peran Manajer Investasi sangat penting mengingat Pemodal
individu pada umumnya mempunyai keterbatasan waktu, sehingga tidak dapat
melakukan riset secara langsung dalam menganalisa harga efek serta mengakses
informasi ke pasar modal.
2.
Diversifikasi investasi
Diversifikasi atau penyebaran investasi
yang terwujud dalam portofolio akan mengurangi risiko (tetapi tidak dapat
menghilangkan), karena dana atau kekayaan Reksa Dana diinvestasikan pada
berbagai jenis efek sehingga risikonya pun juga tersebar. Dengan kata lain,
risikonya tidak sebesar risiko bila seorang membeli satu atau dua jenis saham
atau efek secara individu.
3.
Transparansi informasi
Reksa Dana wajib memberikan informasi
atas perkembangan portofolionya dan biayanya secara kontinyu sehingga pemegang
Unit Penyertaan dapat memantau keuntungannya, biaya, dan risiko setiap
saat.Pengelola Reksa Dana wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) nya
setiap hari di surat kabar serta menerbitkan laporan keuangan tengah tahunan
dan tahunan serta prospektus secara teratur sehingga Investor dapat memonitor
perkembangan investasinya secara rutin.
4.
Likuiditas yang tinggi
Agar investasi yang dilakukan berhasil,
setiap instrumen investasi harus mempunyai tingkat likuiditas yang cukup
tinggi. Dengan demikian, Pemodal dapat mencairkan kembali Unit Penyertaannya
setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing-masing Reksadana sehingga
memudahkan investor mengelola kasnya. Reksadana terbuka wajib membeli kembali
Unit Penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid.
5.
Biaya Rendah
Karena
reksadana merupakan kumpulan dana dari banyak pemodal dan kemudian dikelola
secara profesional, maka sejalan dengan besarnya kemampuan untuk melakukan
investasi tersebut akan menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi.
Biaya transaksi akan menjadi
lebih rendah dibandingkan apabila Investor individu melakukan transaksi sendiri
di bursa. Untuk melakukan investasi Reksa Dana, Investor harus mengenal jenis
risiko yang berpotensi timbul apabila membeli Reksadana.
1.
Risiko menurunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih)
Unit Penyertaan
Penurunan ini disebabkan oleh harga
pasar dari instrumen investasi yang dimasukkan dalam portofolio Reksadana
tersebut mengalami penurunan dibandingkan dari harga pembelian awal. Penyebab
penurunan harga pasar portofolio investasi Reksadana bisa disebabkan oleh
banyak hal, di antaranya akibat kinerja bursa saham yang memburuk, terjadinya
kinerja emiten yang memburuk, situasi politik dan ekonomi yang tidak menentu,
dan masih banyak penyebab fundamental lainnya.
2.
Risiko Likuiditas
Potensi
risiko likuiditas ini bisa saja terjadi apabila pemegang Unit Penyertaan
reksadana pada salah satu Manajer Investasi tertentu ternyata melakukan
penarikkan dana dalam jumlah yang besar pada hari dan waktu yang sama.
Istilahnya, Manajer Investasi tersebut mengalami rush (penarikan dana secara
besar-besaran) atas Unit Penyertaan reksadana.
Hal
ini dapat terjadi apabila ada faktor negatif yang luar biasa sehingga
mempengaruhi investor reksadana untuk melakukan penjualan kembali Unit
Penyertaan reksadana tersebut. Faktor luar biasa tersebut di antaranya berupa
situasi politik dan ekonomi yang memburuk, terjadinya penutupan atau
kebangkrutan beberapa emiten publik yang saham atau obligasinya menjadi
portofolio Reksadana tersebut, serta dilikuidasinya perusahaan Manajer
Investasi sebagai pengelola Reksadana tersebut.
3.
Risiko Pasar
Risiko Pasar adalah situasi ketika harga
instrumen investasi mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya kinerja
pasar saham atau pasar obligasi secara drastis. Istilah lainnya adalah pasar
sedang mengalami kondisi bearish, yaitu harga-harga saham atau instrumen
investasi lainnya mengalami penurunan harga yang sangat drastis.
Risiko pasar yang terjadi secara tidak
langsung akan mengakibatkan NAB (Nilai Aktiva Bersih) yang ada pada Unit
Penyertaan Reksadana akan mengalami penurunan juga. Oleh karena itu, apabila
ingin membeli jenis Reksadana tertentu, Investor harus bisa memperhatikan tren
pasar dari instrumen portofolio Reksadana itu sendiri.
4.
Risiko Default
Risiko Default terjadi jika pihak
Manajer Investasi tersebut membeli obligasi milik emiten yang mengalami
kesulitan keuangan padahal sebelumnya kinerja keuangan perusahaan tersebut
masih baik-baik saja sehingga pihak emiten tersebut terpaksa tidak membayar
kewajibannya. Risiko ini hendaknya dihindari dengan cara memilih Manajer
Investasi yang menerapkan strategi pembelian portofolio investasi secara ketat.
http://adnyani.blogspot.co.id/2009/05/pemilihan-alternatif.html
ReplyDelete