Batuan Sedimen non Klastik - Besi
1.1
Sedimen
batu besi
Peradapan
modern bergantung lebih pada besi daripada logam industry lainnya. Beberapa
konsentrasi besi yang besar di dunia terdapat dalam batuan sedimen tua, yang
umutnya jutaan tahun, seperti yang terdapat di Brazilia, Kanada, Afrika Selatan
dan Australia. Endapan ini terletak diantara batuan sedimen kimia yang jenisnya
sangat tidak umum sebagaimana batuan sedimen kimia yang kita kenal. Endapan ini
seluruhnya berasal dari sedimen kimia atau mungkin biokimia, dan mengubah
detritus lepas, meskipun kebanyakan berselingan dengan batuan sedimen klastik.
Setiap
bagian dari endapan besi yang berlapis ini memperlihatkan presipitasi kimia,
tetapi penyebabnya belum jelas. Endapan sedimenter mineral besi tersebar
luas,tetapi kandungan besi dalam rat-rata air laut begitu kecil sehingga
tentunya tidak mungkin endapan semacam itu terbentuk dari paenguapan air laut
(seperti air laut yang sekarang). Kemungkinan dapat dijelaskan dengan kimia air
laut purba dengan kadar endapan 15 – 30% berat Fe. Bisa jadi perbedaan utama
air laut purba dan air laut sekarang dimana terjadi akumulasi endapan besi
adalah kandungan oksigen di dalam air. Jika kandungan oksigen dipermukaan
sangat rendah maka sejumlah besar Fe2+ terlarut dapat diendapkan
sehingga dapat disimpulkan kadar oksigen pada atmosfir zaman purba sangat
rendah dibandingkan sekarang.
Logam
besi adalah unsur umum dalam sedimen, meskipun keterdapatannya sedikit
pada hampir semua endapan. Batuan sedimen yang mengandung sedikitnya 15 %
logam disebut sebagai ironstone, dan ini menarik perhatian karena
kepentingan nilai ekonominya. Besi mungkin dalam bentuk oksida, hidroksida,
karbonat, sulfida atau silikat (Berner 1971). Besi
ditransportasikan sebagai hidroksida dalam suspensi koloid atau terikat dengan
mineral lempung dan partikel organik. Pengendapan terjadi ketika sifat kimia
lingkungan mendukung pengendapan mineral besi. Jika ada lingkungan beroksigen
baik maka terbentuk hematit, oksida besi, adalah mineral yang paling umum
terbentuk, jika pada kondisi sedikit teroksidasi, terbentuklah goetit,
hidroksida besi. Hematit berwarna merah hingga hitam sedangkan hidroksida
berwarna kuning hingga coklat muda. Dalam lingkungan gurun sepertinya goetit
lebih dulu terbentuk dan kemudian hematit, goetit memberikan warna kekuningan
pada pasir gurun. Oksidasi lanjut membentuk hematit dan warna pasir gurun
menjadi merah, ini terlihat dalam beberapa endapan gurun tua karena proses post-depositional.
Di
bawah kondisi reduksi, tipe mineral besi yang terbentuk tergantung pada
ketersediaan ion sulfida atau sulfat. Dalam setting kaya sulfur, umum terbentuk
sulfida besi (pyrite), terdapat sebagai kristal berwarna emas atau lebih
umum sebagai partikel halus yang tersebar dan memberikan warna hitam pada
sedimen. Pirit berbutir halus ditemukan dalam lingkungan reduksi, lingkungan
kaya organik seperti tidal mudflat dan fetid lake. Jika tidak ada
sulfida atau sulfat, maka mungkin terbentuk pengnedapan siderit, karbonat besi:
kondisi yang mendukung dalam pembentukan siderit umumnya terdapat dalam
lingkungan lumpuran non-marin seperti danau dan rawa atau paya (marsh).
Mineral autigenik glaukonit (2.4.5) adalah silikat besi, chamosite
adalah mineral yang ditemukan dalam beberapa lapisan ironstone sebagai
ooid, terjadi karena penggantian kalsium karbonat.
Tabel 1.1 Mineral-mineral yang umum pada
sedimen ironstone.
|
Silicates
|
Glauconite
Chamosite
|
KMg(FeAl)(SiO3)6.3H2O
(Fe5Al)(Si3Al)O10(OH)8
|
Oxides
|
Haematite
Magnetite
|
Fe2O3
Fe3O4
|
Hydroxides
|
Goethite
Limonite
|
FeO.OH
FeO.OH.H2O
|
Carbonate
|
Siderite
|
FeCO3
|
Sulphide
|
Pyrite
|
FeS2
|
Silicates
|
Glauconite
Chamosite
|
KMg(FeAl)(SiO3)6.3H2O
(Fe5Al)(Si3Al)O10(OH)8
|
Comments
Post a Comment