Batuan Sedimen non klastik - Silika
1.1
Sedimen
silika
Batuan ini terbentuk daripada proses
kimia, iaitu daripada bahan kimia yang larut dalam air (terutamanya air laut).
Bahan kimia ini termendap hasil daripada proses kimia (contohnya proses
perwapan membentuk hablur garam), atau dengan bantuan proses biologi (seperti
pembesaran cangkang oleh hidupan yang mengambil bahan kimia yang ada dalam
air). Dalam keadaan tertentu, proses yang terlibat sangat kompleks, dan sukar
untuk dibezakan antara bahan yang terbentuk hasil daripada proses kimia, atau
proses biologi (yang juga melbatkan proses kimia secara tak langsung). Jadi
lebih sesuai kedua-dua jenis sedimen ini diletak dalam satu klas yang sama
(sedimen endapan kimia / biokimia).
Batuan sedimen silika tersusun dari
mineral silika (SiO2). Batuan ini terhasil dari proses kimiawi dan atau biokimia,
dan berasal dari kumpulan organisme yang berkomposisi silika seperti diatomae,
radiolaria dan sponges. Kadang-kadang batuan karbonat dapat menjadi batuan
bersilika apabila terjadi reaksi kimia, dimana mineral silika mengganti kalsium
karbonat. Kelompok batuan silika adalah:
·
Diatomite, terlihat seperti
kapur (chalk), tetapi tidak bereaksi dengan asam. Berasal dari organisme
planktonic yang dikenal dengan diatoms (Diatomaceous Earth).
·
Rijang (Chert), adalah batuan sedimen silikaan berbutir
halus. Batuan keras, kompak yang terbentuk oleh kristal kuarsa berukuran lanau
(mikrokuarsa) dan kalsedon, sebuah bentuk silika yang terbuat dari serat
memancar dengan panjang beberapa puluh hingga ratusan mikrometer. Lapisan
rijang terbentuk sebagai sedimen primer atau oleh proses diagenesis.
Di atas
lantai laut dan danau, kerangka silikaan dari organisme mikroskopik
terakumulasi membentuk ooze silikaan. Organisme ini adalah diatom, terdapat di
danau dan mungkin juga terakumulasi dalam kondisi laut, meskipun radiolaria
lebih umum sebagai komponen utama ooze silikaan di laut. Radiolaria adalah
zooplankton (hewan mikroskopik dengan gaya hidup planktonik) dan diatom adalah
fitoplankton (tanaman mengambang bebas dan alga).
Jika
terkonsolidasi, ooze ini akan membentuk lapisan rijang. Silika opalin diatom
dan radiolaria adalah metastabil dan terekristalisasi membentuk silika kalsedon
atau mikrokuarsa. Rijang yang terbentuk dari ooze sering berlapis tipis dengan
lapisan yang disebabkan oleh variasi jumlah material berukuran lempung yang
ada. Rijang ini sangat umum dalam lingkungan laut dalam.
Beberapa
rijang adalah hasil diagenesis, terbentuk oleh penggantian mineral lain oleh
air kaya silika yang mengalir melalui batuan. Umumnya mengganti batugamping
(contoh sebagai batuapi / flint dalam kapur) dan terkadang terjadi dalam
batulumpur. Rijang ini dalam bentuk nodul-nodul atau lapisan irreguler dan dari
sini dengan mudah dapat dibedakan dari rijang primer. Jasper adalah rijang
dengan pewarnaan merah yang kuat karena adanya hematit.
Comments
Post a Comment